Peningkatan aktivitas
gempa bumi berhubungan dengan pemanasan global
Dr. Tom Chalko, kepala
geofisika di Peneliti Teknik Ilmu Pengetahuan Austria telah mencatat
peningkatan aktivitas gempa bumi yang saat ini lebih besar lima kali
daripada dua puluh tahun lalu. Dengan mengutip data NASA dimana es di Bumi
saat ini menyerap lebih banyak energi panas dari Matahari daripada radiasi
yang dibalikkan ke angkasa, Dr. Chalko menyatakan, “Ketidakseimbangan panas
ini telah menciptakan panas di dalam perut bumi tidak dapat keluar sehingga
perut bumi terlalu panas. Peningkatan aktivitas gerakan seismik, tektonik,
dan vulkanik
adalah akibat yang tak terabaikan dari panas yang terperangkap akibat
ketidakseimbangan.” Dr. Chalko sedang mendesak komunitas ilmuwan
internasional untuk membagikan info ini dengan publik dan berkata,
“Konsekuensi dari kelambanan kita akan menjadi malapetaka. Tidak ada waktu
untuk gerakan setenga-setengah.”
Badan AS
Membenarkan Pola Cuaca yang Esktrim Akibat Perubahan Iklim
Menurut sebuah laporan
dari Program Ilmu Pengetahuan Perubahan Iklim AS yang disusun oleh banyak
badan pemerintah, pemanasan global akan menyebabkan kondisi cuaca menjadi
semakin parah, dengan kekeringan dan banjir yang meningkat baik dalam
tingkat keparahan maupun lamanya. Laporan itu juga meramalkan frekuensi
terjadinya keesktriman ini menjadi semakin cepat, dan memberi peringatan
bahwa tindakan pencegahan harus memperhitungkan kecenderungan perubahan
iklim agar efektif melindungi masa depan.
Perubahan
Iklim Menjadi Latar Belakang Bencana Alam Seperti Banjir di Midwest
Kerusakan karena badai
dan banjir yang terjadi baru-baru ini di negara-negara bagian midwest di
Wisconsin, Illinois, Indiana, dan Iowa dikaitkan dengan pemanasan global.
Perry Beeman, wartawan pemenang penghargaan untuk The Des Moines Register di
Iowa, mengatakan bahwa sebelum badai terjadi, ia dan rekan-rekannya telah
mengembangkan serial perubahan iklim untuk diterbitkan di koran tersebut dan
meramalkan dampak-dampak ini.
Zambia
Menghadapi Perubahan Iklim
Dalam sebuah seminar di
Lusaka, Wakil Menteri Pariwisata dan Sumber Daya Alam Zambia, Todd Chilembo
berbicara tentang banjir di negaranya baru-baru ini merupakan contoh dari
dampak pemanasan global dan berkata bahwa akan butuh waktu lama untuk pulih
kembali. Bpk. Aeneas Chuma, wakil Zambia untuk Program Pembangunan PBB juga
mengutip laporan
Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim yang menegaskan bahwa 95% perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia. Wakil Menteri Chilembo menyatakan bahwa kementeriannya
ikut serta dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), sebuah langkah yg berkaitan dengan Protokol Kyoto yang memungkinkan negara-negara maju menanamkan modal dalam proyek-proyek pengurangan emisi di Zambia.
Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim yang menegaskan bahwa 95% perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia. Wakil Menteri Chilembo menyatakan bahwa kementeriannya
ikut serta dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), sebuah langkah yg berkaitan dengan Protokol Kyoto yang memungkinkan negara-negara maju menanamkan modal dalam proyek-proyek pengurangan emisi di Zambia.
Topan
Nargis adalah Indikasi dari Perubahan Iklim
Menurut Pusat Ilmu
Pengetahuan dan Lingkungan (CSE), Topan Nargis yang merusak Myanmar dan
memakan korban sangat banyak ini sepertinya merupakan dampak dari dari
perubahan iklim. Dengan mengutip laporan perubahan iklim PBB, Direktur CSE,
Sunita Narain, berkata, “Nargis adalah satu tanda akan datangnya hal-hal
lain. Di tahun 2007, Bangladesh dihancurkan oleh topan tropis Sidr. Korban
dari topan ini adalah korban perubahan iklim.” Narain menyerukan
negara-negara kaya agar lebih bergegas mengatasi emisi gas rumah kaca mereka
untuk membantu mengurangi pengaruh hebat dari pola cuaca yang tidak stabil
bagi negara-negara yang pertaniannya tergantung pada hujan.
No comments:
Post a Comment